JEMBATAN GANTUNG TUO SUMAY

Selain Sebagai Sarana Transportasi,Juga Sebagai Tempat Rekreasi Muda - Mudi

Desa Tuo Sumay - Dibawah panasnya terik matahari, seorang anak kecil melintasi jembatan gantung Desa Tuo Sumay, itulah mungkin nama yang cocok disebutkan bagi jembatan ini. Harian ini menjumpai anak tersebut, yang enggan disebut namanya,  saat ditanyai mengatakan,”dakdola bang, nak duduk – duduk be diatas jembatanko,” Ungkapnya.
 

Seperti layaknya jembatan, Jembatan gantung Desa Tuo Sumay ini juga berfungsi sebagai sarana penyeberangan. Berlokasi dekat Pemukiman Penduduk Desa Tuo Sumay, jembatan sepanjang lebih kurang delapan puluh meter ini dibangun diatas sungai Batang Sumay. Jembatan ini menghubungkan antara Desa Tuo Sumay dan Dusun Olak Bandung,Kecamatan Sumay.

Saat dijumpai seorang warga, menerangkan“Jembatanko panjangnyo sekitar lapan pulahlah,  dibangun sekitar taun 1996 pado maso pak Abdul Muthalib lagi jadi bupati bungo tebo dulu” kata H.Muslim pria kelahiran tahun 1947, yang merupakan salah satu warga Desa Tuo Sumay.

Jembatan Gantug Desa Tuo Sumay ini dilengkapi dengan semacam Pengaman Sisi Kanan dan Kiri Jembatan, sehingga pejalan dapat berpegangan pada tali yang berada disi kanan tersebut.. Selain itu lantainya berupa papan – papan yang pada bagian bawahnya diberi penahan kayu Segi dan dua pasang Beton besar sebagai penyangga berdirinya jembatan ini.

Kepala Desa Tuo Sumay, Melalui Alimudin Ketua BPD Desa Tuo Sumay mengatakan,”Jembatanko lantainyo Papan, dan dilengkapi seling – seling untuk pengamannyo” ujarnya.

Merujuk sejarah jembatan yang didirikan sejak 1996 di kawasan Desa Tuo Sumay ini, bahwa jembatan ini memberikan manfaat yang banyak bagi penduduk Dusun Tuo sejak didirikan dalam melangsungkan kehidupan, terutama dalam kepentingan Ekonomi, Sehingga masyarakat Desa Tuo Sumay dapat menggarap lahan – lahan miliknya yang berada di Seberang Sungai Batang Sumay tersebut.

“Hampir segalo warga Desa Tuo Sumay bekebun di Seberang Batang Sumayko, rato – rato kebun parahlah, semenjak ado jembatanko kalo nak motong kami jadi mudah dak payah nak nyebrang beperahu lagi”,Kata Alimudin.

Selain sebagai sarana transportasi antara Desa Tuo Sumay dengan Dusun Olak Bandung, Jembatan Gantung ini juga berperan sebagai tempat rekresi anak muda yang berada diluar desa maupun kecamatan lainnya.” Kadang  mudo – mudi dari luar dusunko galak jugo main kejembatanko untuk rekreasi, paling sering dulu tu pas hari minggu dengan sabtu  sore”,Tambah Alimmudin.

Jembatan Gantung yang dibangun sekitar tahun 1996 ini memang ramai didatangi Muda  Mudi pada hari libur untuk menikmati suasana tenang dan menghirup udara segar diatas jembatan tersebut, namun beberapa tahun terakhir ini terlihat mulai kurang. Begitupun dengan masyarakat Desa Tuo Sumay maupun Dusun Olak Bandung sudah agak jarang melewati jembatan ini.paling bagi mereka yang berani saja.

Ungkap Alimmudin didampingi istrinya,” Kiniko la agak jarang jugo orang make jembatan tu, orang kadang milih nyebrang ke teluk terus nyebrang pulo ke Dusun Olak bandung, camtu jugo orang Olak bandung sebaliknyo, soale jembatanko lah agak ado nan lapuk kayunyo,pengaman kiri – kananyo tu jugo ado yang lah dak ado gi”tandasnya.

Menurut Alimudin, seringkali pengendara maupun pejalan kaki merasa ngeri melewati jembatan itu, pasalnya sering pengendara motor maupun pejalan kaki jatuh saat akan menaiki jembatan tersebut, disebabkan licin dan sudah terlalu kuat goyang dan olengnya saat menempuhi papan lantai jembatan tersebut, dan dulu sekitar tahun 2007 juga pernah ada pemuda yang jatuh dari atas jembatan tersebut dikarenakan tidak dapat berpegangan pada seling pengaman sisi Kiri kanan jembatan yang sudah hilang.

Ditambahkan pula oleh H.Muslim’” Awak pernah go dulu sekitar taun 1997 bemotor lewat jembatan tu jatuh, dek terlalu nanjak nian lantainyo tu ketiko kito nak naik jembatan, tapi Alhamdulillah awak dak papo”.terangnya. H.Muslim, saat menggunakan Poswan yang dibelinya pada tahun 1996 serentak dibangunnya jembatan tersebut pernah jatuh pada sisi Jembatan dibagian sisi tebing Dusun Olak Bandung, dikarenakan motornya tidak kuat mendaki lantai jembatan yang terlalu tinggi dan licin tersebut.

Selain kondisi jembatan yang sedemikian, jalan arah keolak bandung berjarak 1,5 Km dari Desa Tuo Sumay setelah melewati jembatan gantung ini kondisinya juga sangat memprihatinkan, selain berlumpur pada musim hujan juga tidak terurus dengan baik, H.Muslim mengatakan,”Kalo jalan disebrang sano tu kiniko la macam kubangan kalo hujan, menanggung dibuat e”ungkapnya.

Satu – satunya jembatan penghubung dua desa ini, sebenarnya memiliki peran penting bagi kemajuan Desa Tuo Sumay,terutama dalam perekonomian masyarakat dalam memetik buah hasil garapan lahan – lahan kebunnya, dan mempermudah akses informasi dan komunikasi dalam merealisasikan kegiatan kerjasama pemerintahan Desa, bahkan urusan – urusan Sosial kehidupan mendasar lainnya.

Sementara itu, pemerintah desapun setiap tahunnya hanya bisa memperbaiki kerusakan jembatan ini dengan menggunakan Anggaran Dana Desa, bahkan bantuan papan sekeping dua keeping dari masyarakat. Dikatakannya pula,“Padahal, kalo jembatanko dibuat selayaknyo jembatan yang dapat dilalui motor apo mobil, dan jalan dibelah sebarang sano (Olak Bandung) dikeraskan apo diaspal, desa kitoko biso tehubung langsung dengan Olak Bandung, Sunge rambe bagian seberang, Ragunas, dan serei serumpun dan tu adolah akses jalur nan tedekat pulo”.Tandas Alimudin.

Melihat Sumber perekonomian masyarakat Desa Tuo Sumay yang kesehariannya lebih bergantung terhadap lahan kebun di daerah Dusun Olak bandung. Olak Bandung, Sebuah Dusun yang dihuni  hampir 300 jiwa yang terdiri dari 80an Kelompok keluarga hidup tanpa penerangan listrik. Masyarakat setempat sangat antusias dan berharap agar pihak pemerintah kelak dapat membantu memperbaiki Akses jalur Transportasi ini. Agar kedepannya Desa ini dapat Maju dalam perekonomian dan dapat memberikan kontribusi bagi Pemerintah Daerah.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "JEMBATAN GANTUNG TUO SUMAY"

Posting Komentar